Rabu, 10 November 2010

Hypnosis, antara Barat dan Timur

Ketika banyak orang berbondong – bondong belajar hipnosis, yang berkiblat dari ilmu barat ternyata budaya Indonesia sudah sangat mengenal ‘teknik hipnosis’ dalam kehidupan mereka. Ketika ibu menidurkan anaknya dengan lagu timang – timang merupakan prosesi ‘hipnosis’ bagi anaknya. Ketika ibu memegang kepala anaknya dan mengatakan “besok yen gedhe dadi uwong ya lee…” (besok kalau sudah besar, jadi orang ya…). Sama halnya, ketika ‘orang pinter’ melakukan prosesi penyembuhan kepada orang yang sakit dengan berbagai ritual dan mantra – mantra yang dibacakan. Atau seseorang menggunakan ‘peluluh’ agar orang lain dapat ‘lunak’ dan dapat dipengaruhinya. Itu semua adalah fenomena hipnosis, karena prinsip utama dari hipnosis adalah mempengaruhi.

Menilik dari hal tersebut, maka sekarang dikenal antara hipnosis barat dan timur atau hipnosis tradisional. Hipnosis barat digali secara ilmiah dengan berbagai eksperimen – eksperimen yang dilakukan sedangkan hipnosis timur digali dari budaya timur yang berkaitan dengan kultur dan etnik budaya setempat. Ada beberapa hal yang sama dan hal yang berbeda, namun prinsip dari kedua proses tersebut adalah satu, yaitu ”mempengaruhi”. pikiran bawah sadar seseorang.
Pada hipnosis timur atau tradisional, kita mengenal ritual – ritual dan mantra – mantra yang sering digunakan oleh pelaku. Hal tersebut sebagai sarana ‘auto sugesti’ bagi pelaku dalam menjalankan aksinya. Mereka meyakini, bahwa dengan melakukan ritual dan mantra tersebut maka pelaku yakin bahwa kehendaknya pasti berhasil. Seperti kalau seorang guru spiritual mengatakan ”dengan membaca mantra ini, maka kamu akan kebal” maka jika tingkat sugestibilitas dan akseptabilitas orang tersebut tinggi, dia akan langsung trance, mantra tsb dijadikan sebuah anchor / password. Maka sebagai PHS-nya dia akan kebal. Sedangkan, dalam hipnosis barat tidak mengenal hal tersebut. Untuk lebih jelasnya kami jelaskan lebih lanjut perbedaan hipnosis barat dan hipnosis timur / tradisional.

BEDA HIPNOSIS BARAT & HIPNOSIS TIMUR
Hipnosis barat lebih berorientasi pada klien, yaitu mengkondisikan klien masuk dalam kondisi hipnotic (hypnotic state), kemudian dengan sugestinya dapat diteruskan dengan memberikan terapi. Sedangkan hipnosis timur lebih berorientasi pada terapist atau pelaku hipnosist. Yaitu bagaimana mengolah dirinya dengan auto sugesti, agar terapist dapat mempengaruhi klien. Baik mengolah visual, verbal, non verbal atau batin.

Hipnosis barat dan timur memiliki paradigma yang berbeda. Jika paradigma hipnosis timur, proses hipnosis lebih diorientasikan pada pelaku. Sehingga, pelaku hipnosis timur sangat membutuhkan autosugesti, untuk meyakinkan dirinya dalam mempengaruhi klien. Disamping, hipnosis timur lebih memberdayakan pada semua potensi dirinya, yaitu tidak hanya verbal, namun juga visual (mata, sebagai jendela diri), bahasa non verbal (tangan, kaki, kepala, bahu, perut dan dan semua gerak tubuhnya adalah representasi dari keyakinan dan kemantapan untuk menghipnosis / mempengaruhi), dan yang tak kalah pentingnya olah batin atau jiwa (sebagai bagian dari auto sugesti). Namun, agar tidak salah pengertian, olah batin tidak harus lelaku, mantra atau ritual – ritual yang aneh – aneh. Namun, bagi saya seorang hypnotherapist juga membutuhkan jiwa dan batin yang sehat. Hal itu bisa dilakukan sesuai dengan keyakinannya, misal dengan do’a, dzikir, sholat, atau sebelum hypnotherapy mengucapkan ”Bismillahirromanirrohiim...”, atau berupa self hypnosis agar psikis dan batinnya lebih sehat dan tenang.
Sedangkan paradigma hipnosis barat, lebih diorientasikan pada klien. Yaitu lebih difokuskan pada ’bagaimana mengkondisikan klien masuk dalam kondisi hipnotic’. Sehingga, hipnosis barat dapat menjabarkan proses hypnotic seperti apa? Bagaimana cara memasukkan klien dalam kondisi hypnotic? Yang akhirnya memunculkan banyak teknik – teknik dalam melakukan praktek hipnosis. Inti dari hipnosis ala barat adalah kalau klien mau ya bisa, kalau ada resistance dan rejection ya tidak bisa dilakukan hipnosis, ini berlaku pada stage hypnosis, maupun hypnotherapy.
Hipnosis Timur menggunakan ritual dan mantra dalam melakukan aksinya sebagai suatu kekuatan auto sugestinya, sedangkan hipnosis barat tidak. Hanya pola magnetisme yang menggunakan ritual oleh Franz A. Mesmer (1734-1815) ketika dulu untuk meningkatkan sugestibilitasnya
Hipnosis timur seringkali menggunakan ritual dan mantra tertentu sebagai sarana auto sugesti bagi pelaku. Namun ritual dan ‘mantra’ haruslah disesuaikan dengan sisi spiritual seseorang. Bagi orang – orang yang dekat dengan dunia dinamisme – animisme, dalam mengolah sisi batinnya seringkali melakukan ritual yang aneh – aneh. Bagi orang – orang religius mengolah sisi batinnya melalui wirid atau doa. Sedangkan bagi orang – orang logis, lebih suka dengan metode yang lebih bisa diterima oleh akal sehatnya, misal pernapasan, konsentrasi, meditasi.
Sebenarnya ritual dan bacaan tertentu tersebut sebagai sarana untuk mengolah batinnya. Namun bukan mantra dan bacaan tersebut yang menimbulkan kekuatan, melainkan program atau niat itulah memberikan efek sugesti dan ‘energi’ bagi pelaku.
Tetapi apabila kita menilik dari hipnosis barat, sekarang mereka tidak mengenal ritual dan mantra tertentu. Hipnosis barat mencoba membuka tabir apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang terhipnosis dan bagaimana mengkondisikan seseorang masuk dalam kondisi hypnotic. Dalam hipnosis barat, tidaklah dengan ritual dan mantra tertentu untuk menghipnosis. Dengan pemahaman itulah, hipnosis barat mulai berkembang dengan berbagai macam teknik hipnosis
Hipnosis barat lebih menekankan pada teknik verbal yang sugestif, sedangkan Hipnosis timur mempengaruhi sasaran lebih tertumpu pada energi batinnya melalui tatapan mata (visual), gelombang suara (verbal) serta bahasa non verbalnya (sikap tubuh, tangan, kaki sebagai representasi mental pelaku)
Dalam hipnosis barat, kita mengenal macam – macam teknik induksi seperti fixasi mata, relaksasi, membingungkan pikiran, menyesatkan pikiran, kehilangan keseimbangan dan lain sebagainya. Dari hipnosis barat ini, kita dapat lebih memahami bagaimana dinamika dan mekanisme pikiran sehingga dapat terinduksi atau menurunkan gelombang otaknya dari betha menuju alpha - theta. Karena dari pemahaman hipnosis baratlah, kita juga memahami bahwa kondisi gelombang otak alpha – theta merupakan kondisi yang sugestif bagi seseorang untuk dipengaruhi. Dan yang lebih kental dalam hipnosis barat, dalam prakteknya mereka lebih menekankan pada teknik verbal yang mensugesti klien dibanding hipnosis timur yang sangat menekankan pada tiga aspek yaitu tatapan mata (visual), gelombang suara (vocal) dan energi batin yang timbul dari jiwanya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, pengolahan batin bagi seorang pelaku hipnosis tradisional sangat penting. Karena proses seorang pelaku hipnosis tradisional seringkali membutuhkan ritual dan bacaan sebagai proses auto sugesti. Dalam auto sugesti itulah yang menguatkan batin seseorang, yang nantinya sangat berpengaruh bagi diri pelaku maupun korban hipnosis.
Dalam hipnosis timur meyakini akan adanya energi ketika seseorang melakukan praktek hipnosis, dimana energi tersebut berpengaruh pada diri dan orang lain. Dan dalam perkembangannya eksistensi energi tersebut telah dibuktikan di dunia barat. (lihat bab selanjutnya)
Hipnosis barat dapat berlaku pada semua orang asalkan mau dan bersedia, sedangkan hipnosis timur mampu mempengaruhi orang lain walaupun sasaran tidak bersedia. Namun hipnosis timur sulit diberlakukan bagi orang – orang yang tidak sugestif.
Prinsip hipnosis barat adalah ”every hipnosis is self hipnosis”. Beranjak dari prinsip tersebut, maka fungsi pelaku hipnosis modern hanyalah fasilitator agar klien mau menghipnosis dirinya. Sehingga apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk menghipnosis dirinya maka proses hipnosis tidak akan berjalan. Dalam hipnosis modern kerja sama antara pelaku dan klien sangat dibutuhkan agar hipnosis dapat berjalan.
Berbeda dengan hipnosis timur, kharisma penghipnosis sangat penting dalam keberhasilan proses hipnosis. Karena dari auto sugesti yang dimiliki oleh pelaku, memberikan energi bagi penghipnosis untuk merasa yakin dan percaya diri bahwa proses hipnosis akan berhasil. Disamping, energi auto sugesti yang dimiliki oleh penghipnosis akan mempengaruhi korban.
Sehingga tidak heran apabila hipnosis timur sangat efektif diberlakukan bagi orang yang sugestif, karena mudah dipengaruhi oleh penghipnosis walaupun korban menolaknya. Namun juga tidak heran ketika seringkali hipnosis ”mental” pada orang – orang tertentu. Dimana ada dua kemungkinan, yaitu tidak berlaku pada orang yang tidak sugestif atau tidak mudah dipengaruhi. Dari penjabaran tersebut, kita bisa memahamii kenapa hipnosis timur lebih sering digunakan untuk kejahatan. Karena pelaku dengan auto sugestinya dapat mentarget orang yang sugestif untuk menjadi korban, walaupun dia menolak.

dikutip dari buku THE REAL ART OF HYPNOSIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar